BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia
menghadapi masalah dengan jumlah dan kualitas SDM dengan kelahiran 5.000.000
per tahun. Untuk dapat mengangkat derajat kehidupan bangsa telah dilaksanakan
secara bersamaan pembangunan ekonomi dan keluarga berencana yang merupakan sisi
masing-masing mata uang. Bila gerakan keluarga berencana tidak dilakukan
bersamaan dengan pembangunan ekonomi, dikhawatirkan hasil pembangunan tidak
akan berarti.
Sekarang
ini sudah banyak macam-macam atau jenis dari kontrasepsi yang digunakan banyak
orang. Namun tidak jarang orang lebih memilih tidak menggunakan kontrasepsi
karena kurangnya pengetahuan tentang jenis-jenis dari kontrasepsi yang bisa
digunakan untuk berbagai macam umur.
Kontrasepsi
bukan hanya digunakan untuk menghentikan kehamilan, tetapi juga untuk
menjarangkan kehamilan yang satu dengan lainnya. Kontrasepsi yang digunakan
untuk menghentikan kehamilan dilakukan dengan menggunakan kontrasepsi mantap,
untuk wanita menggunakan tubektomi dan untuk pria menggunakan vasektomi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
maksud dari tubektomi ?
2. Bagaimana
cara kerja dari tubektomi ?
3. Apa
keuntungan dan kerugian dari tubektomi ?
4. Bagaimana
syarat bisa dilakukan tubektomi ?
5. Siapa
saja yang dapat melakukan tubektomi ?
6. Siapa
saja yang tidak bisa melakukan tubektomi ?
7. Kapan
pelaksanaan tubektomi ?
8. Dimana
saja tempat yang bisa melakukan tubektomi ?
9. Bagaimana
mekanisme dari tubektomi ?
10. Apa
saja persiapan yang dilakukan sebelum melakukan tubektomi ?
11. Bagaiman
perawatan setelah melakukan tubektomi ?
12. Apa
saja informasi umum mengenai tubektomi ?
13. Apa
saja komplikasi dari tubektomi ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pelayanan KB.
2. Untuk
mengetahui maksud dari tubektomi.
3. Untuk
mengetahui cara kerja dari tubektomi.
4. Untuk
mengetahui keuntungan dan kerugian dari tubektomi.
5. Untuk
mengetahui hal apa saja yang berkaitan dengan tubektomi.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa
dapat mengetahui maksud dari tubektomi.
2. Mahasiswa
dapat mengetahui cara kerja dari tubektomi.
3. Mahasiswa
dapat mengetahui keuntungan dan kerugian dari tubektomi.
4. Mahasiswa
dapat mengetahui hal apa saja yang berhubungan dengan tubektomi.
1.5 Metode Penulisan
Metode
penulisan yang kami gunakan dalam penugasan ini menggunakan metode kepustakaan,
dan dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Kontrasepsi
mantap (kontap ) adalah suatu tindakan untuk membatasi keturunan dalam jangka
waktu yang tidak terbatas; yang dilakukan terhadap salah seorang dari pasangan
suami isteri atas permintaan yang bersangkutan, secara mantap dan
sukarela. Tindakan kontap pada wanita disebut kontap wanita atau MOW
(Metoda Operasi Wanita ) atau tubektomi, yaitu tindakan pengikatan dan
pemotongan saluran telur agar sel telur tidak dapat dibuahi oleh sperma.
Tubektomi
adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang
perempuan.(Abdul Bari Saifuddin,dkk.2006).
2.2.
Cara Kerja
Cara kerja kontap Tubektomi (MOW) yaitu :
Dengan mengoklusi tuba (mengikat dan
memotong atau memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan
ovum.
2.3
Keuntungan
Secara
umum keuntungan kontap wanita
kontrasepsi lain adalah :
- Lebih
aman, karena keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan cara kontrasepsi
lain.
- Lebih
praktis, karena hanya memerlukan satu kali tindakan saja.
- Lebih
efektif, karena tingkat kegagalannya sangat kecil dan merupakan cara
kontrasepsi
yang permanen.
- Lebih
ekonomis, karena hanya memrlukan biaya untuk satu kali tindakan saja.
Secara khusus keuntungan Tubektomi
(MOW) yaitu :
- Sangat
efektif dan “permanen”.
- Dapat
mencegah kehamilan lebih dari 99%.
- Tidak
ada efek samping dalam jangka panjang.
- Tidak
mempengaruhi proses menyusui.
- Pembedahan
sederhana, dapat dilakukan dengan anestesi local.
- Tidak
menggangu hubungan seksual.
2.4
Kerugian
Kerugian
pada Tubektomi (MOW) yaitu :
- Rasa
sakit/ketidak nyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan.
- Ada
kemungkinan mengalami resiko pembedahan.
2.5
Syarat
Setiap
peserta kontap harus memenuhi 3 syarat, yaitu:
a.
Sukarela
Setiap
calon peserta kontap harus secara sukarela menerima pelayanan kontap; artinya
secara sadar dan dengan kemauan sendiri memilih kontap sebagai cara
kontrasepsi.
b.
Bahagia
Setiap
calon peserta kontap harus memenuhi syarat bahagia; artinya :
1.
Calon
peserta tersebut dalam perkawinan yang sah dan harmonis dan telah
dianugerahi sekurang-kurangnya 2 orang anak yang sehat rohani dan jasmani.
2.
Bila
hanya mempunyai 2 orang anak, maka anak yang terkecil paling sedikit umur
sekitar 2 tahun.
3.
Umur
isteri paling muda sekitar 25 tahun.
c.
Kesehatan
Setiap
calon peserta kontap harus memenuhi syarat kesehatan; artinya tidak ditemukan
adanya hambatan atau kontraindikasi untuk menjalani kontap. Oleh karena itu
setiap calon peserta harus diperiksa terlebih dahulu kesehatannya oleh dokter,
sehingga diketahui apakah cukup sehat untuk dikontap atau tidak. Selain itu
juga setiap calon peserta kontap harus mengikuti konseling (bimbingan tatap
muka) dan menandatangani formulir persetujuan tindakan medik (Informed Consent).
2.6
Yang Dapat Menjalani
Yang dapat
menjalani Tubektomi (MOW) yaitu :
- Usia
lebih dari 26 tahun.
- Sudah
punya anak cukup (2 anak), ank terkecil harus berusia minimal 5 (lima)
tahun.
- Yakin
telah mempunyai keluarga yag sesuai dengan kehendaknya.
- Pada
kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius.
- Ibu
pasca persalinan.
- Ibu
pasca keguguran.
2.7
Yang Sebaiknya Tidak Menjalani
Yang
sebaiknya tidak menjalani Tubektomi (MOW) yaitu :
- Hamil
(sudah terdeteksi atau dicurigai).
- Menderita
tekanan darh tinggi.
- Kencing
manis (diabetes).
- Penyakit
jantung.
- Penyakit
paru-paru.
- Perdarahan
vaginal yang belum terjelaskan (hingga harus dievaluasi).
- Infeksi
sistemik atau pelvik yang akut (hingga masalah itu disembuhkan atau
dikontrol).
- Ibu
yang tidak boleh menjalani pembedahan.
- Kurang
pati mengenai keinginannya untuk fertilisasi di masa depan.
- Belum
memberikan persetujuan tertulis.
2.8 Waktu pelaksanaan
Waktu
pelaksanaan Tubektomi (MOW) yaitu :
- Setiap
waktu selama siklus menstruasi apabila diyakini secara rasional klien
tersebut tidak hamil.
- Hari
ke-6 hingga ke-13 dari siklus menstruasi.
- Pascapersalinan
1.
Minilaparatomi
: di dalam waktu 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu.
2.
Laparoskopi
: tidak tepat unntuk klien-klien pasca persalinan.
d. Pasca keguguran
1.
Triwulan
pertama: dalam wakru 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik) minilaparaskopi
atau laparoskopi).
2.
Triwulan
kedua: dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi pelvik (minilaparaskopi
saja).
2.9
Tempat Pelayanan
Tempat
pelayanan Tubektomi (MOW) yaitu : Rumah sakit. Jika ada keluhan, pemakai harus
ke Rumah Sakit.
2.10 Mekanisme Tubektomi
a. Saat Operasi
Pasca keguguran, pasca persalinan
atau masa interval. Pasca persalinan dianjurkan 24 jam atau selambat-lambatnya
dalam 48 jam setelah bersalin.
b. Cara Mencapai Tuba
Laparatomi, laparatomi mini dan
laparoskopi
·
Laparatomi
biasa
Tindakan ini paling banyak dilakukan pada tubektomidi
Indonesia sebelum tahun 70-an. Tubektomi dengan tindakan laparatomi biasa
dilakukan terutama pasca persalinan. Selain itu, dapat dilakukan bersamaan
dengan SC.
·
Laparatomi
mini
Tindakan ini paling mudah dilakukan
1-2 hari pasca persalinan. Saat itu, uterus masih besar, tuba uterine masih
panjang dan dinding perut masih longgar sehingga mudah dalam mencapai tuba
uterine dengan sayatan kecil 1-2 cm dibawah pusat.
Pasien dibaringkan. Lipatan kulit di
bawah pusat yang berbentuk bulan sabit ditegangkan antara 2 buah doek klem
hingga menjadi lurus. Pada tempat lipatan itu, dilakukan sayatan kecil 1-2 cm
sampai hamper menembus rongga peritoneum.
c. Cara Penutupan Tuba
·
Pomeroy
Tuba dijepit pada pertengahannya, kemudian diangkat sampai
melipat. Dasar lipatan diikat dengan sehelai catgut biasa no. 0 atau no. 1.
Lipatan tuba kemudian dipotong di atas ikatan catgut tadi.
·
Kroener
Fimbria dijepit dengan sebuah klem. Bagian tuba proksimal
dari jepitan diikat dengan sehelai benang sutera, atau dengan catgut yang tidak
mudah direabsorbsi. Bagian tuba distal dari jepitan dipotong (fimbriektomi).
·
Irving
Tuba dipotong pada pertengahan panjangnya setelah kedua
ujung potongan diikat dengan catgut kromik no. 0 atau 00. Ujung potongan
proksimal ditanamkandi dalam miometrium dinding depan uterus, ujung potongan
distal ditanamkan didalam ligamentum latum.
·
Pemasangan
cincin falope
Dengan aplikator, bagian asthimus tuba ditarik dan cincin
dipasang pada bagian tuba tersebut. Sesudah terpasang lipatan tuba tampak
keputih-putihan oleh karena tidak mendapat suplai darah lagi dan akan menjadi
fibrotic.
2.11
Persiapan Sebelum Tindakan
Hal-hal
yang perlu dilakukan oleh calon peserta kontap wanita adalah:
- Puasa
mulai tengah malam sebelum operasi, atau sekurang-kurangnya 6 jam sebelum
operasi. Bagi calon akseptor yang menderita Maag (kelaianan lambung agar
makan obat maag sebelum dan sesudah puasa.
- Mandi
dan membersihkan daerah kemaluan dengan sabun mandi sampai bersih, dan
juga daerah perut bagian bawah.
- Tidak
memakai perhiasan, kosmetik, cat kuku, dan lain-lain.
- Membawa
surat persetujuan dari suami yang sudah ditandatangani atau di cap jempol.
- Menjelang
operasi harus kencing terlebih dahulu.
- Datang
ke rumah sakit tepat pada waktunya, dengan ditemani anggota keluarga;
sebaiknya suami.
2.12 Perawatan Setelah Tindakan
Perawatan
setelah tindakan pada Tubektomi (MOW) yaitu :
- Istirahat
selama 1-2 hari dan hindarkan kerja berat selama 7 hari.
- Kebersihan
harus dijaga terutama daerah luka operasi jangan sampai terkena air selama
1 minggu (sampai benar -benar kering).
- Makanlah
obat yang diberikan dokter secara teratur sesuai petunjuk.
- Senggama
boleh dilakukan setelah 1 minggu, yaitu setelah luka operasi kering.
Tetapi bila tubektomi dilaksanakansetelah melahirkan atau kegugurang,
senggama baru boleh dilakukan setelah 40 hari.
2.13
Informasi Umum
a.
Nyeri
bahu selama 12-24 jam setelah laparoskopi relative lazim dialami karena gas (CO2
atau udara) di bawah diafragma, sekunder terhadap pneumopertonium.
b.
Tubektomi
efektif setelah operasi.
c.
Periode
menstruasi akan berlanjut seperti biasa. Apabila menggunakan metode hormonal
sebelum prosedur, jumlah dan durasi haid dapat meningkat setelah pembedahan.
d.
Tubektomi
tidak memberikan perlindungan atas IMS, termasuk virus AIDS. Apabila
pemasangannya berisiko, pasangan tersebut sebaiknya menggunakan kondom bahkan
setelah tubektomi.
2.14
Komplikasi Tubektomi
a.
Perdarahan
didaerah tuba.
b.
Perdarahan
karena perlukaan pembuluh darah besar.
c.
Perporasi
usus.
d.
Emboli
udara.
e.
Perforasi
rahim.
Gambar Tubektomi :
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari makalah di atas, dapat kami simpulkan bahwa
tubektomi adalah prosedur
bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan
dengan cara kerja mengikat dan memotong atau memasang cincin pada tuba,
sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum.
3.2
Saran
Kita sebagai mahasiswi
kebidanan perlu mengetahui berbagai jenis kontrasepsi, salah satunya yaitu jenis
kontrasepsi mantap atau tubektomi pada wanita dan vasektomi pada pria. Semoga kita sebagai calon bidan bisa memberikan
pelayanan yang baik terutama dalam hal pelayanan tentang KB (Keluarga
Berencana).
DAFTAR PUSTAKA
Bari, Abdul
Saifuddin,dkk. 2006. Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBPSP
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu kebidanan, Edisi Ketiga Cetakan Ke enam.
Jakarta : YBPSP
Manuaba,dkk.
1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan
dan KB. Jakarta : EGC