BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat terdiri atas bermacam-macam manusia
dengan segala macam perbedaan. Bidan memahami dan mengenal masyarakat akan
memudahkan kita membantu mereka untuk hidup sehat.
Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat merupakan
suatu proses pengorganisasian masyarakat yang meliputi identifikasi masalah di
masyarakat, pencarian sumber daya manusia baik masyarakat intern meupun
ekstern.
Dapat juga diartikan sebagai proses kegiatan
masyarakat yang bersifat setempat yang ditujukan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui pemberian pengalaman belajar dan secara
bertahap dikembangkan pendekatan yang bersifat partisipatif dalam bentuk
pendelegesian wewenang dan pemberian peran yang semakin besar kepada
masyarakat.
Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat juga
merupakan proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan
mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran, agar sasaran
tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (knowledge) dari tahu
menjadi mau (attitude) dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang
diperkenalkan (practice).
Sasaran utama dari penggerakan dan pemberdayaan
adalah individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat. Dalam mengupayakan
agar seseorang tahu dan sadar kuncinya terletak pada keberhasilan membuat orang
tersebut memahami apa yang menjadi masalah baginya dan bagi masyarakat pada
umumnya. Namun apabila masyarakat tersebut belum mengetahui dan menyadari bahwa
sesuatu itu merupakan masalah maka masyarakat tersebut tidak akan bersedia
menerima informasi apapun lebih lanjut.
Apabila masyarakat telah menyadari masalah yang
dihadapinya, maka perlu diberikan informasi umum lebih lanjut tentang masalah
yang bersangkutan.
Perubahan dari tahu ke mau pada umumnya dicapai
dengan menyajikan fakta-fakta dan permasalahan yang terjadi. Tetapi selain itu
juga dengan mengajukan harapan bahwa masalah tersebut bisa dicegah dan atau
dapat diatasi.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan kader ?
2.
Apa peran fungsi dari kader ?
3.
Bagaimana pembentukan dari kader itu ?
4.
Apa syarat untuk menjadi kader ?
5.
Bagaimana strategi menarik minat untuk
menjadi kader ?
6.
Apa strategi dalam menjaga eksistensi
kader ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan
Komunitas
2.
Untuk mengetahui apa itu kader.
3.
Untuk mengetahui peran fungsi dari
kader.
4.
Untuk mengetahui bagaimana pembentukan
kader.
5.
Untuk mengetahui syarat menjadi kader.
6.
Untuk mengetahui bagaimana strategi
menarik minat untuk menjadi kader.
7.
Untuk mengetahui strategi apa saja yang
dilakukan dalam menjaga eksistensi kader.
1.4 Manfaat Penulisan
1.
Mahasiswa mengetahui apa itu kader.
2.
Mahasiswa mengetahui peran fungsi dari
kader.
3.
Mahasiswa mengetahui bagaimana
pembentukan kader.
4.
Mahasiswa mengetahui syarat menjadi
seorang kader.
5.
Mahasiswa mengetahui bagaimana strategi
menarik minat untuk menjadi kader.
6.
Mahasiwa mengetahui strategi apa saja
yang dilakukan dalam menjaga eksistensi kader.
1.5 Metode Penulisan
Metode
penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini menggunakan metode
kepustakaan, dan juga dari internet.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kader
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau
wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah
kesehatan perseorangan maupum masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan
yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap
paling dekat dengan masyarakat. Departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai
pelatihan untuk kader yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan,
menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Para kader kesehatan
masyarakat itu seyogyanya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup
sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis dan menghitung secara
sederhana.
Kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab
terhadap masyarakat setempat serta pimpinan-pimpinan yang ditunjuk oleh
pusat-pusat pelayanan kesehatan. Diharapkakn mereka dapat melaksanakan petunjuk
yang diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan kerja dari sebuah tim
kesehatan.
Para kader kesehatan masyarakat itu mungkin saja bekerja
secara full-time atau part-time dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka
tidak dibayar dengan uang atau bentuk lainnya oleh masyarakat setempat atau
oleh puskesmas.
2.2 Peran Fungsi Kader
Peran dan fungsi kader sebagai pelaku penggerakan
masyarakat, yaitu :
a. Perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS).
b. Pengamatan
terhadap masalah kesehatan di desa.
c. Upaya
penyehatan lingkungan.
d. Peningkatan
kesehatan ibu, bayi dan anak balita.
e. Pemasyarakatan
keluarga sadar gizi (Kadarzi).
Kader
ditunjuk oleh masyarakat dan biasanya kader melaksanakan tugas-tugas kader
kesehatan masyarakat yang secara umum hampir sama tugasnya dibeberapa Negara,
yaitu :
1.
Pertolongan pertama pada kecelakaan dan
penangan penyakit yang ringan.
2.
Melakukan pengobatan sederhana.
3.
Pemberian motivasi dan saran-saran pada
ibu-ibu sebelum dan sesudah melahirkan.
4.
Pemberian motivasi dan saran-saran
tentang perawatan anak.
5.
Memberikan motivasi dan peragaan tentang
gizi (program UPGK).
6.
Program penimbangan balita dan pemberian
makanan tambahan.
7.
Pemberian motivasi tentang imunisasi dan
bantuan pengobatan.
8.
Melakukan penyuntikan imunisasi
(Kolumbia, Papua New Guinea dan Sudan).
9.
Pemberian motivasi KB.
10. Membagikan
alat-alat KB.
11. Pemberian
motivasi tentang sanitasi lingkungan, kesehatan perorangan dan kebiasaan sehat
secara umum.
12. Pemberian
motivasi tentang penyakit menular, pencegahan dan perujukan.
13. Pemberian
motivasi tentang perlunya follow up pada penyakit menular dan perlunya
memastikan diagnosis.
14. Membantu
kegiatan di klinik.
15. Merujuk
penderita ke puskesmas atau ke rumah sakit.
16. Membina
kegiatan UKS secara teratur.
17. Mengumpulkan
data yang dibutuhkan oleh puskesmas membntu pencatatan dan pelaporan.
2.3 Pembentukan Kader
Mekanisme pembentukan kader membutuhkan kerjasama
tim. Hal ini disebabkan karena kader yang akan dibentuk terlebih dahulu harus
diberikan pelatihan kader. Pelatihan
kader ini diberikan kepada para calon kader di desa yang telah
ditetapkan. Sebelumnya telah dilaksanakan kegiatan persiapan tingkat desa berupa
pertemuan desa, pengamatan dan adanya keputusan bersama untuk terlaksananya
acara tersebut. Calon kader berdasarkan kemampuan dan kemauan berjumlah 4-5
orang untuk tiap posyandu. Persiapan dari pelatihan kader ini ialah :
a. Calon
kader yang akan dilatih.
b. Waktu
pelatihan sesuai kesepakatan bersama.
c. Tempat
pelatihan yang bersih, terang, segar dan cukup luas.
d. Adanya
perlengkapan yang memadai.
e. Pendanaan
yang cukup.
f. Adanya
tempat praktik (lahan praktik bagi kader).
Tim
pelatihan kader melibatkan dari beberapa sektor. Camat otomatis bertanggung
jawab terhadap pelatihan ini, namun secara teknis oleh kepala puskesmas.
Pelaksaan harian pelatihan ini adalah staf puskesmas yang mampu melaksanakan.
Adapun pelatihnya adalah tenaga kesehatan, petugas KB (PLKB), pertanian, agama,
PKK dan sector lain.
Waktu pelatihan ini membutuhkan 32 jam atau
disesuaikan. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi,
simulasi/demonstrasi, permainan peran, penugasan dan praktik lapangan. Jenis
materi-materi yang disampaikan adalah :
a. Pengantar
tentang posyandu.
b. Persiapan
posyandu.
c. Kesehatan
ibu dan anak.
d. Keluarga
berencana,\.
e. Imunisasi.
f. Gizi.
g. Penanggulangan
diare.
h. Pencatatan
dan pelaporan.
2.4 Syarat Untuk Menjadi Kader
Syarat untuk menjadi seorang kader harus mempunyai
latar belakang pendidikan yang cukup, yaitu :
a. Bisa
membaca
b. Bisa
menulis
c. Bisa
menghitung secara sederhana
d. Mau
menjadi seorang kader
2.5 Strategi Untuk Menarik Minat
Menjadi Kader
Untuk
menarik minat Toma dan Toga menjadi kader, yang perlu kita lakukan, yaitu :
a. Mengumpulkan
Toma dan Toga dalam suatu pertemuan. Tujuannya agar kita lebih mudah dalam
memberikan pengarahan tentang kader tersebut.
b. Menjelaskan
bahwa menjadi kader itu merupakan suatu tindakan yang sangat mulia, karena
perannya sangat penting dimasyarakat.
c. Menjelaskan
bahwa kader merupakan suatu tugas tanpa pamrih, dimana seorang kader
menjalankan tugasnya untuk kepentingan seluruh masyarakat yang ada di
lingkungannya.
2.6 Strategi Menjaga Eksistensi Kader
Setelah kader posyandu terbentuk, maka perlu adanya
strategi agar mereka dapat selalu eksis membantu masyarakat di bidang
kesehatan. Beberapa upaya yang dapat dilaksanakan adalah :
a. Refreshing
kader posyandu pada saat posyandu telah selesai dilaksanakan oleh bidan maupun petugas lintas sector yang
mengikuti kegiatan posyandu.
b. Adanya
paguyuban kader posyandu tiap desa dan dilaksanankan pertemuan rutin tiap bulan
bulan secara bergilir di setiap posyandu.
c. Revitalisasi
kader posyandu baik tingkat desa maupun kecamatan. Dimana semua kader diundang
dan diberikan penyegaran materi serta hiburan dan bisa juga diberikan rewards.
d. Pemberian
rewards rutin misalnya berupa kartu berobat gratis ke puskesmas untuk kader dan
keluarganya dan juga dalam bentuk materi yang lain yang diberikan setiap tahun.
Para
kader kesehatan yang bekerja di pedesaan membutuhkan pembinaan/pelatihan dalam
rangka menghadapi tugas-tugas mereka, masalah yang dihadapinya.
Pembinaan/pelatihan tersebut dapat berlangsung selama 6-8 minggu atau bahkan
lebih lama lagi.
Salah
satu tugas bidan dalam upaya menggerakkan peran serta masyarakat adalah melaksanakan
pembinaan kader. Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam pembinaan kader
adalah :
a.
Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga
kesehatan (promosi bidan siaga).
b.
Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta
rujukannya.
c.
Penyuluhan gzi dan keluarga berencana.
d.
Pencatatan kelahiran dan kematian bayi atau ibu.
e.
Promosi tabulin, donor darah berjalan, ambulan desa, suami SIAGA, satgas
Gerakan Sayang Ibu.
Pembinaan kader yang
dilakukan bidan di dalamnya berisi tentang peran kader adalah dalam daur
kehidupan wanita dari mulai kehamilan sampai dengan masa perawatan bayi. Adapun
hal-hal yang perlu disampaikan dalam persiapan persalinan adalah sebagai
berikut :
a. Sejak
awal, ibu hamil dan suami menentukan persalinan ini ditolong oleh bidan atau
dokter.
b. Suami
atau keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan.
c. Ibu
dan suami menanyakan ke bidan/dokter kapan perkiraan tanggal persalinan.
d. Jika
ibu bersalin di rumah, suami atau keluarga perlu menyiapkan terang, tempat
tidur dengan alas kain yang bersih, air bersih dan kering dan pakaian ganti
ibu.
Pembinaan
kader yang dilakukan bidan yang berisi tentang peran kader dalam deteksi dini
tanda bahaya dalam kehamilan meliputi hal-hal berikut ini :
a. Perdarahan
(hamil muda atau tua).
b. Bengkak
di kaki, tangan, wajah atau sakit kepala yang hebat serta disertai kejang.
c. Demam
tinggi.
d. Keluar
air ketuban sebelum waktunya.
e. Bayi
dalam kandungn gerakannya berkurang atau tidak bergerak.
f. Ibu
muntah terus dan tidak mau makan.
Pembinaan
kader yang dilakukan bidan tentang peran kader dalam deteksi dini tanda bahaya
dalam persalinan meliputi hal-hal seperti di bawah ini :
a. Bayi
tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas.
b. Perdarahan
lewat jalan lahir.
c. Tali
pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir.
d. Ibu
tidak kuat mengejan atau mengalami kejang.
e. Air
ketuban keruh dan berbau.
f. Setelah
bayi lahir ari-ari tidak keluar.
g. Ibu
gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.
Pembinaan kader yang dilakukan bidan yang
berisi tentang peran kader dalam deteksi dini tanda bahaya dalam masa nifas
adalah :
a. Perdarahan
lewat jalan lahir.
b. Keluar
cairan berbau dari jalan lahir.
c. Demam
lebih dari 2 hari.
d. Bengkak
di kaki, tangan, wajah atau sakit kepala yang hebat serta disertai kejang.
e. Payudara
bengkak kemerahan disertai rasa sakit.
f. Mengalami
gangguan jiwa.
BAB III
PENUTUP
Kader
merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat,
sehingga Departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai pelatihan untuk kader
yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu
dan angka kematian bayi.
Para
kader kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki latar belakang pendidikan
yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis dan menghitung
secara sederhana.
DAFTAR PUSTAKA
Meilani,
Niken, dkk.2009. Kebidanan Komunitas.
Yogyakarta : Fitramaya
Winda,
Cheri.2011. Makalah Pergerakan Peran
Serta. Diunduh 5 Juni 2012, tersedia dari : http://www.anakciremai.com/2011/08/makalah-pergerakan-peran-serta.html
Amythie.2012. Pembinaan Kader. Diunduh 12 Juni 2012, tersedia
dari : http://amythie.blogspot.com/2012/04/pembinaan-kader.html
No comments:
Post a Comment