WELCOME TO MY BLOG.... :)
Please Enjoy Your Self

Tuesday, October 30, 2012

Pembinaan Kader

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Masyarakat terdiri atas bermacam-macam manusia dengan segala macam perbedaan. Bidan memahami dan mengenal masyarakat akan memudahkan kita membantu mereka untuk hidup sehat.
Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses pengorganisasian masyarakat yang meliputi identifikasi masalah di masyarakat, pencarian sumber daya manusia baik masyarakat intern meupun ekstern.
Dapat juga diartikan sebagai proses kegiatan masyarakat yang bersifat setempat yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemberian pengalaman belajar dan secara bertahap dikembangkan pendekatan yang bersifat partisipatif dalam bentuk pendelegesian wewenang dan pemberian peran yang semakin besar kepada masyarakat.
Penggerakan dan pemberdayaan masyarakat juga merupakan proses pemberian informasi secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran, agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (knowledge) dari tahu menjadi mau (attitude) dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (practice).
Sasaran utama dari penggerakan dan pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta kelompok masyarakat. Dalam mengupayakan agar seseorang tahu dan sadar kuncinya terletak pada keberhasilan membuat orang tersebut memahami apa yang menjadi masalah baginya dan bagi masyarakat pada umumnya. Namun apabila masyarakat tersebut belum mengetahui dan menyadari bahwa sesuatu itu merupakan masalah maka masyarakat tersebut tidak akan bersedia menerima informasi apapun lebih lanjut.
Apabila masyarakat telah menyadari masalah yang dihadapinya, maka perlu diberikan informasi umum lebih lanjut tentang masalah yang bersangkutan.
Perubahan dari tahu ke mau pada umumnya dicapai dengan menyajikan fakta-fakta dan permasalahan yang terjadi. Tetapi selain itu juga dengan mengajukan harapan bahwa masalah tersebut bisa dicegah dan atau dapat diatasi.
1.2  Rumusan Masalah
1.         Apa yang dimaksud dengan kader ?
2.         Apa peran fungsi dari kader ?
3.         Bagaimana pembentukan dari kader itu ?
4.         Apa syarat untuk menjadi kader ?
5.         Bagaimana strategi menarik minat untuk menjadi kader ?
6.         Apa strategi dalam menjaga eksistensi kader ?

1.3  Tujuan Penulisan
1.         Untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Komunitas
2.         Untuk mengetahui apa itu kader.
3.         Untuk mengetahui peran fungsi dari kader.
4.         Untuk mengetahui bagaimana pembentukan kader.
5.         Untuk mengetahui syarat menjadi kader.
6.         Untuk mengetahui bagaimana strategi menarik minat untuk menjadi kader.
7.         Untuk mengetahui strategi apa saja yang dilakukan dalam menjaga eksistensi kader.

1.4  Manfaat Penulisan
1.         Mahasiswa mengetahui apa itu kader.
2.         Mahasiswa mengetahui peran fungsi dari kader.
3.         Mahasiswa mengetahui bagaimana pembentukan kader.
4.         Mahasiswa mengetahui syarat menjadi seorang kader.
5.         Mahasiswa mengetahui bagaimana strategi menarik minat untuk menjadi kader.
6.         Mahasiwa mengetahui strategi apa saja yang dilakukan dalam menjaga eksistensi kader.

1.5  Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini menggunakan metode kepustakaan, dan juga dari internet.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Kader
Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih untuk menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupum masyarakat serta untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.
Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat. Departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai pelatihan untuk kader yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Para kader kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis dan menghitung secara sederhana.
Kader kesehatan masyarakat bertanggung jawab terhadap masyarakat setempat serta pimpinan-pimpinan yang ditunjuk oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan. Diharapkakn mereka dapat melaksanakan petunjuk yang diberikan oleh para pembimbing dalam jalinan kerja dari sebuah tim kesehatan.
Para kader kesehatan masyarakat itu mungkin saja bekerja secara full-time atau part-time dalam bidang pelayanan kesehatan dan mereka tidak dibayar dengan uang atau bentuk lainnya oleh masyarakat setempat atau oleh puskesmas.
 
2.2  Peran Fungsi Kader
Peran dan fungsi kader sebagai pelaku penggerakan masyarakat, yaitu :
a.    Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
b.    Pengamatan terhadap masalah kesehatan di desa.
c.    Upaya penyehatan lingkungan.
d.   Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan anak balita.
e.    Pemasyarakatan keluarga sadar gizi (Kadarzi).
Kader ditunjuk oleh masyarakat dan biasanya kader melaksanakan tugas-tugas kader kesehatan masyarakat yang secara umum hampir sama tugasnya dibeberapa Negara, yaitu :
1.         Pertolongan pertama pada kecelakaan dan penangan penyakit yang ringan.
2.         Melakukan pengobatan sederhana.
3.         Pemberian motivasi dan saran-saran pada ibu-ibu sebelum dan sesudah melahirkan.
4.         Pemberian motivasi dan saran-saran tentang perawatan anak.
5.         Memberikan motivasi dan peragaan tentang gizi (program UPGK).
6.         Program penimbangan balita dan pemberian makanan tambahan.
7.         Pemberian motivasi tentang imunisasi dan bantuan pengobatan.
8.         Melakukan penyuntikan imunisasi (Kolumbia, Papua New Guinea dan Sudan).
9.         Pemberian motivasi KB.
10.     Membagikan alat-alat KB.
11.     Pemberian motivasi tentang sanitasi lingkungan, kesehatan perorangan dan kebiasaan sehat secara umum.
12.     Pemberian motivasi tentang penyakit menular, pencegahan dan perujukan.
13.     Pemberian motivasi tentang perlunya follow up pada penyakit menular dan perlunya memastikan diagnosis.
14.     Membantu kegiatan di klinik.
15.     Merujuk penderita ke puskesmas atau ke rumah sakit.
16.     Membina kegiatan UKS secara teratur.
17.     Mengumpulkan data yang dibutuhkan oleh puskesmas membntu pencatatan dan pelaporan.

2.3  Pembentukan Kader
Mekanisme pembentukan kader membutuhkan kerjasama tim. Hal ini disebabkan karena kader yang akan dibentuk terlebih dahulu harus diberikan pelatihan kader. Pelatihan  kader ini diberikan kepada para calon kader di desa yang telah ditetapkan. Sebelumnya telah dilaksanakan kegiatan persiapan tingkat desa berupa pertemuan desa, pengamatan dan adanya keputusan bersama untuk terlaksananya acara tersebut. Calon kader berdasarkan kemampuan dan kemauan berjumlah 4-5 orang untuk tiap posyandu. Persiapan dari pelatihan kader ini ialah :
a.    Calon kader yang akan dilatih.
b.    Waktu pelatihan sesuai kesepakatan bersama.
c.    Tempat pelatihan yang bersih, terang, segar dan cukup luas.
d.   Adanya perlengkapan yang memadai.
e.    Pendanaan yang cukup.
f.     Adanya tempat praktik (lahan praktik bagi kader).
Tim pelatihan kader melibatkan dari beberapa sektor. Camat otomatis bertanggung jawab terhadap pelatihan ini, namun secara teknis oleh kepala puskesmas. Pelaksaan harian pelatihan ini adalah staf puskesmas yang mampu melaksanakan. Adapun pelatihnya adalah tenaga kesehatan, petugas KB (PLKB), pertanian, agama, PKK dan sector lain.
 Waktu pelatihan ini membutuhkan 32 jam atau disesuaikan. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi, simulasi/demonstrasi, permainan peran, penugasan dan praktik lapangan. Jenis materi-materi yang disampaikan adalah :
a.    Pengantar tentang posyandu.
b.    Persiapan posyandu.
c.    Kesehatan ibu dan anak.
d.   Keluarga berencana,\.
e.    Imunisasi.
f.     Gizi.
g.    Penanggulangan diare.
h.    Pencatatan dan pelaporan.

2.4  Syarat Untuk Menjadi Kader
Syarat untuk menjadi seorang kader harus mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup, yaitu :
a.    Bisa membaca
b.    Bisa menulis
c.    Bisa menghitung secara sederhana
d.   Mau menjadi seorang kader

2.5  Strategi Untuk Menarik Minat Menjadi Kader
Untuk menarik minat Toma dan Toga menjadi kader, yang perlu kita lakukan, yaitu :
a.    Mengumpulkan Toma dan Toga dalam suatu pertemuan. Tujuannya agar kita lebih mudah dalam memberikan pengarahan tentang kader tersebut.
b.    Menjelaskan bahwa menjadi kader itu merupakan suatu tindakan yang sangat mulia, karena perannya sangat penting dimasyarakat.
c.    Menjelaskan bahwa kader merupakan suatu tugas tanpa pamrih, dimana seorang kader menjalankan tugasnya untuk kepentingan seluruh masyarakat yang ada di lingkungannya.

2.6  Strategi Menjaga Eksistensi Kader
Setelah kader posyandu terbentuk, maka perlu adanya strategi agar mereka dapat selalu eksis membantu masyarakat di bidang kesehatan. Beberapa upaya yang dapat dilaksanakan adalah :
a.    Refreshing kader posyandu pada saat posyandu telah selesai dilaksanakan  oleh bidan maupun petugas lintas sector yang mengikuti kegiatan posyandu.
b.    Adanya paguyuban kader posyandu tiap desa dan dilaksanankan pertemuan rutin tiap bulan bulan secara bergilir di setiap posyandu.
c.    Revitalisasi kader posyandu baik tingkat desa maupun kecamatan. Dimana semua kader diundang dan diberikan penyegaran materi serta hiburan dan bisa juga diberikan rewards.
d.   Pemberian rewards rutin misalnya berupa kartu berobat gratis ke puskesmas untuk kader dan keluarganya dan juga dalam bentuk materi yang lain yang diberikan setiap tahun.
Para kader kesehatan yang bekerja di pedesaan membutuhkan pembinaan/pelatihan dalam rangka menghadapi tugas-tugas mereka, masalah yang dihadapinya. Pembinaan/pelatihan tersebut dapat berlangsung selama 6-8 minggu atau bahkan lebih lama lagi.
Salah satu tugas bidan dalam upaya menggerakkan peran serta masyarakat adalah melaksanakan pembinaan kader. Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam pembinaan kader adalah :
a.    Pemberitahuan ibu hamil untuk bersalin ditenaga kesehatan (promosi bidan siaga). 
b.    Pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta rujukannya.
c.    Penyuluhan gzi dan keluarga berencana.
d.   Pencatatan kelahiran dan kematian bayi atau ibu.
e.    Promosi tabulin, donor darah berjalan, ambulan desa, suami SIAGA, satgas Gerakan Sayang Ibu.    
Pembinaan kader yang dilakukan bidan di dalamnya berisi tentang peran kader adalah dalam daur kehidupan wanita dari mulai kehamilan sampai dengan masa perawatan bayi. Adapun hal-hal yang perlu disampaikan dalam persiapan persalinan adalah sebagai berikut :
a.    Sejak awal, ibu hamil dan suami menentukan persalinan ini ditolong oleh bidan atau dokter. 
b.    Suami atau keluarga perlu menabung untuk biaya persalinan.
c.    Ibu dan suami menanyakan ke bidan/dokter kapan perkiraan tanggal persalinan.
d.   Jika ibu bersalin di rumah, suami atau keluarga perlu menyiapkan terang, tempat tidur dengan alas kain yang bersih, air bersih dan kering dan pakaian ganti ibu.
Pembinaan kader yang dilakukan bidan yang berisi tentang peran kader dalam deteksi dini tanda bahaya dalam kehamilan meliputi hal-hal berikut ini :
a.    Perdarahan (hamil muda atau tua).
b.    Bengkak di kaki, tangan, wajah atau sakit kepala yang hebat serta disertai kejang.
c.    Demam tinggi.
d.   Keluar air ketuban sebelum waktunya.
e.    Bayi dalam kandungn gerakannya berkurang atau tidak bergerak.
f.     Ibu muntah terus dan tidak mau makan.
Pembinaan kader yang dilakukan bidan tentang peran kader dalam deteksi dini tanda bahaya dalam persalinan meliputi hal-hal seperti di bawah ini :
a.    Bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak terasa mulas.
b.    Perdarahan lewat jalan lahir.
c.    Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir.
d.   Ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang.
e.    Air ketuban keruh dan berbau.
f.     Setelah bayi lahir ari-ari tidak keluar.
g.    Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat.
 Pembinaan kader yang dilakukan bidan yang berisi tentang peran kader dalam deteksi dini tanda bahaya dalam masa nifas adalah :
a.    Perdarahan lewat jalan lahir.
b.    Keluar cairan berbau dari jalan lahir.
c.    Demam lebih dari 2 hari.
d.   Bengkak di kaki, tangan, wajah atau sakit kepala yang hebat serta disertai kejang.
e.    Payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit.
f.     Mengalami gangguan jiwa.
BAB III
PENUTUP



Kader merupakan tenaga masyarakat yang dianggap paling dekat dengan masyarakat, sehingga Departemen kesehatan membuat kebijakan mengenai pelatihan untuk kader yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.
Para kader kesehatan masyarakat itu seyogyanya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup sehingga memungkinkan mereka untuk membaca, menulis dan menghitung secara sederhana.















DAFTAR PUSTAKA

Meilani, Niken, dkk.2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta : Fitramaya
Winda, Cheri.2011. Makalah Pergerakan Peran Serta. Diunduh 5 Juni 2012, tersedia dari : http://www.anakciremai.com/2011/08/makalah-pergerakan-peran-serta.html
Amythie.2012. Pembinaan Kader. Diunduh 12 Juni 2012, tersedia dari : http://amythie.blogspot.com/2012/04/pembinaan-kader.html


No comments:

Post a Comment