BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada
umumnya, anggota keluarga ataupun masyarakat sekitar tidak paham mengenai
bagaimana cara melakukan pertolongan pertama pada anak ataupun orang yang
mengalami kecelakaan, baik untuk cedera ringan maupun berat. Apalagi zaman
sekarang yang semakin canggih, banyak orang yang mempunyai kendaraan pribadi
dan mengendarai alat transportasi dengan tidak hati-hati sehingga bisa
menimbulkan kecelakaan.
Kecelakaan sering menimpa anak-anak, karena
mereka belum bisa menjaga diri mereka sendiri. Untuk mengantisipasi masalah
tersbut, orangtua harus benar-benar mejaga dan memperhatikan mereka agar tidak
terjadi hal yang tidak diinginkan.
Oleh
karena itu, kita sebagai tenaga kesehatan perlu untuk mengetahui dan
mempelajari lebih dalam bagaimana cara mengatasi hal tersebut agar kita bisa
melakukan pertolongan segera. Dengan mengetahui dan mempelajari hai itu, maka
kita bisa memberikan penyuluhan kepada masyarakat bagaimana caranya melakukan
pertolongan pertama pada anggota keluarganya maupun orang yang tidak dikenalnya
dengan segera memberikan petolongan pertama pada korban sebelum membawa ke
puskesmas maupun rumah sakit.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
memberikan pertolongan pertama pada anak yang tenggelam ?
2. Bagaimana
memberikan pertolongan pertama pada anak yang kecelakaan ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu kesehatan
anak.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara memberikan
pertolongan pertama kepada anak yang tenggelam.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara memberikan
pertolongan pertama kepada anak yang kecelakaan.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara memberikan
pertolongan pertama kepada anak yang tenggelam.
2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara memberikan
pertolongan pertama kepada anak yang kecelakaan.
BAB II
PERTOLONGAN
PERTAMA
A.
Definisi
Pertolongan
Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat
kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan
dari tenaga medis. Ini berarti:
1.
Pertolongan
Pertama harus diberikan secara cepat walaupun perawatan selanjutnya tertunda.
2.
Pertolongan
Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit
korban.
B. Dasar-dasar pertolongan pertama
Pertolongan Pertama
merupakan tindakan pertolongan yang diberikan terhadap korban dengan tujuan
mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si korban mendapatkan perawatan dari
tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan Pertama (PP) ini bukanlah
tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa penyakit agar si penderita
sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan Pertama biasanya diberikan oleh
orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan
terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara cepat dan tepat sebab
penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh bahkan kematian.
2.1 Pertolongan
Pertama Pada Anak Yang Tenggelam
Tenggelam
bisa terjadi dimana saja, baik di sungai, laut ataupun di kolam renang. Bila
pernapasan kemasukan air, maka bisa menyebabkan kesulitan bernapas (berhenti
bernapas).
Tenggelam
adalah penyebab utama kematian terkait cedera di kalangan anak-anak usia 1
sampai 4 - dan penyebab utama kedua kematian pada anak-anak 14 dan di bawah.
Anak-anak muda khususnya beresiko karena mereka penasaran, cepat, dan tertarik
pada air tetapi belum dapat memahami betapa berbahayanya. Kabar baiknya adalah
bahwa beberapa tindakan pencegahan dapat mencegah sebagian besar tenggelam.
Jika anak Anda adalah korban tenggelam dekat-, ini rencana penyelamatan
cepat-tindakan dapat mencegah tragedi.
Pertolongan :
1.
Jika anak sulit bernafas atau tidak
bernafas, letakkan mendatar. Pencet lubang hidungnya dan bernafaslah dengan
meniup ke dalam mulutnya. Tiuplah dengan hati-hati dan tetap kuat agar dada
anak berdetak. Hitung hingga tiga dan tiup lagi hingga anak bernafas.
2.
Jika anak bernafas tetapi tidak sadar,
gulingkan badan¬nya agar lidah anak tidak menutup jalan nafas.
3.
Jika orang yang tidak bisa berenang
melihat anak tenggelam, orang tersebut harus segera melemparkan tali, alat
pelampung, atau dahan pohon dan berteriak keras agar orang datang menyelamatkan
anak.
4.
Jika anak sulit bernafas atau tidak
bernafas, letakkan mendatar. Pencet lubang hidungnya dan bernafaslah dengan
meniup ke dalam mulutnya. Tiuplah dengan hati-hati dan tetap kuat agar dada
anak berdetak. Hitung hingga tiga dan tiup lagi hingga anak bernafas.
5.
Jika anak bernafas tetapi tidak sadar,
gulingkan badan¬nya agar lidah anak tidak menutup jalan nafas.
6.
Jika orang yang tidak bisa berenang
melihat anak tenggelam, orang tersebut harus segera melemparkan tali, alat
pelampung, atau dahan pohon dan berteriak keras agar orang datang menyelamatkan
anak.
Proses
Pernapasan Buatan :
1.
Baringkan anak dengan kepala ditarik perlahan
ke belakang, agar jalan napas terbuka.
2.
Longgarkan seluruh pakaian yang mangikat.
3.
Buka mulut anak dengan menekan rahangnya
perlahan dengan satu tangan,
jaga tangan jangan sampai menekan leher. Kemudian pencet hidungnya.
4.
Tempelkan mulut anda ke mulut anak sama
seluruh mulut menutup bibir
anak.
5.
Hembuskan napas kuat-kuat ke dalam mulutnya,
sampai terlihat gerakan naik
turun pada dada. Kalau ini terjadi, Anda telah melakukannya dengan benar.
Cara terhindar dari ancaman
tenggelam :
1. Setiap anak yang sedang berenang
harus selalu diawasi.
2. Hindari minum minuman keras sebelum
berenang atau dekat kolam renang.
3. Pintu masuk atau akses ke kolam
renang harus selalu dalam pengawasan.
4. Peralatan penyelamat seperti
pelampung atau ban penyelamat harus selalu dekat dengan kolam renang atau area
berenang.
5. Bila punya kolam renang di rumah,
letakkan telepon dekat dengan kolam renang. Agar anda bisa mengangkat telepon
tanpa meninggalkan pengawasan anak anda saat berenang.
6. Hindari meletakkan meja dan kursi
dekat kolam renang agar anak anda tidak dapat memanjatnya.
7. Tenggelam pun bisa terjadi pada
orang dewasa, jadi pengawasan tetap dibutuhkan.
8. Ikutkan salah seorang anggota
keluarga anda di dalam pelatihan RJP agar bila dibutuhkan suatu saat ia dapat
menolong.
2.2
Pertolongan Pertama Pada Anak Yang
Kecelakaan
Banyak sekali kondisi darurat yang terjadi di sekitar kita. Celakanya
kadangkala orang tidak memahami bagaimana cara melakukan pertolongan pertama
pada kecelakaan (kondisi darurat tersebut). Mungkin saja apabila kita cepat
dalam memberikan bantuan banyak nyawa yang melayang seharusnya bisa
diselamatlkan dengan teknik P3K yang benar.
Banyak sekali kondisi darurat yang terjadi di sekitar kita. Celakanya
kadangkala orang tidak memahami bagaimana cara melakukan pertolongan pertama
pada kecelakaan (kondisi darurat tersebut). Mungkin saja apabila kita cepat
dalam memberikan bantuan banyak nyawa yang melayang seharusnya bisa diselamatlkan
dengan teknik P3K yang benar. Beberapa kasus darurat yang sering terjadi
disekitar kita adalah :
a.
Pingsan
b.
Pergeseran
Sendi (Disklosa)
c.
Terkilir(keseleo)
d.
Luka benda
tumpul dan tajam
e.
Perdarahan
waktu hamil
f.
Kelahiran
Mendadak
g.
Kebakaran
h.
Luka Bakar
i.
Shock Aliran
listrik
j.
Tenggelam
k.
Patah Tulang
l.
Gigitan dan
Sengatan, kejang-kejang
Pada dasarnya semua kondisi darurat di atas harus dapat segera dilakukan
tindakan cepat guna melakukan pertolongan. Hal ini membutuhkan suatu
pengetahuan bagi orang sekitar tentang teknik P3K. Pada uraian ini akan
dicontohkan salah satu cara dalam melakukan P3K bagi Korban pingsan, yaitu :
1.
Pertama yang
harus dilakukan adalah membuka jalan napas dengan mendongakkan kepala ke belakang dan gerakkan rahang
bawah ke atas.
2.
Apabila napas
telah berjalan dengan baik maka Posisikan korban pingsan dengan cara ditidurkan
telungkup dengan kepala menoleh kesamping (posisi koma).
3. Segera mintakan bantuan medis terdekat.
Secara umum urutan Pertolongan Pertama
pada korban kecelakaan adalah :
1.
Jangan Panik
Berlakulah cekatan
tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang
mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan
diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih
mungkin untuk ditolong.
2.
Jauhkan
atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.
Pentingnya
menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan
ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong
dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan
perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan
secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
3.
Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
Bila pernafasan penderita berhenti segera
kerjakan pernafasan bantuan.
4.
Pendarahan.
Pendarahan yang
keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit.
Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan
kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang,
atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi
luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
5.
Perhatikan tanda-tanda shock.
Korban-korban
ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang
lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan
telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara
ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak
muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami
cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam
posisi setengah duduk.
6.
Jangan
memindahkan korban secara terburu-buru.
Korban tidak boleh
dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera
yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban
dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu
pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam
mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan
perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau
muntahan.
7.
Segera
transportasikan korban ke sentral pengobatan.
Setelah dilakukan
pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan,
puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah
sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan
keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang
berkompeten.
BAB III
PENUTUP.
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang kami peroleh, maka dapat kami
tarik kesimpulan bahwa pertolongan pertama pada anak yang tenggelam ataupun
kecelakaan sangat penting diperhatikan dan dipelajari khususnya untuk tenaga
kesehatan, sehingga bisa langsung memberikan bantuan penyelamatan pertama
kepada anak.
Untuk masyarakat sekitar, tenaga kesehatan bisa
memberikan penyuluhan bagaimana cara menolong anak mereka ataupun yang lain
apabila hal itu terjadi sebelum
ditangai oleh tenaga medis.
DAFTAR PUSTAKA
Machfoedz, Ircham, dkk.2007.Pertolongan Pertama di Rumah Sakit, Tempat
Kerja, atau di Perjalanan. Yogyakarta : Penerbit Fitramaya
No comments:
Post a Comment