PENGORGANISASIAN
DONOR DARAH BERJALAN
A. Pengertian
Donor darah
berjalan adalah donor yang dilakukan tiap hari. Donor darah berjalan ini adalah
program PMI untuk memenuhi pasokan darah d PMI karena PMI sering mengalami
kekurangan pasokan darah sedangkan yang membutuhkan donor darah sangat banyak.
Donor
darah berjalan merupakan salah satu strategi yang dilakukan departemen
kesehatan dalam hal ini direktorat bina kesehatan ibu. Melalui program
pemberdayaan perempuan, keluarga, dan masyarakat, dalam upaya mempercepat
penurunan AKI.
B. Manfaat
Selain
segi sosial dan derma yang dapat dijadikan dorongan mengapa kita perlu
mendonorkan darah secara rutin, terdapat beberapa manfaat medis dari donor
darah secara teratur. Donor darah terutama baik bagi mereka yang memiliki
kandungan besi dalam darah berlebihan karena besi yang berlebih cenderung akan
menumpuk pada berbagai organ vital seperti jantung, liver, ginjal dan
mengganggu fungsinya (hemokromatosis). Selain itu, beberapa penelitian medis,
walaupun belum sempurna dijelaskan secara medis, mengemukakan bahwa donor darah
rutin akan membantu kelancaran aliran darah (sistem kardiovaskular).
Pengurangan kekentalan darah sehingga menjamin kelancaran suplai darah bagi
tubuh tersebut ditengarai menyebabkan efek positif bagi jantung, sehingga
pernah ada penelitian yang menyatakan bahwa donor darah rutin mampu membantu
mengurangi angka kejadian serangan jantung pada pria.
Mungkin
kekhawatiran efek samping dari donor darah seperti yang dijadikan alasan bagi
kebanyakan dari kita adalah benar, namun angka kejadiannya jarang. Dengan
berbagai tahapan persiapan dan skrining sebelum mendonor maka semua efek
samping tersebut nyaris tidak akan terjadi. Kekhawatiran akan terjadinya
kekurangan darah (anemia) misalnya. Dengan pemeriksaan kadar Hb sebelumnya maka
hal tersebut dapat dicegah. Selama Hb orang dewasa diatas 12, donor darah
relatif aman untuk dilakukan, malah dianjurkan. Memar dapat terjadi pada bekas
tusukan jarum, namun jarang luas dan hilang sempurna tidak lebih dari setengah
minggu. Salah satu yang lumayan sering dijumpai adalah terjadinya reaksi hipovolemia
yang berupa tekanan darah turun mendadak pasca donor sehingga membuat pendonor
merasa pusing, lemas dan mual.
Hal ini
dapat dicegah misalnya dengan menanyakan sebelumnya adakah riwayat kejadian
tersebut pada donor sebelumnya, atau apakah ada riwayat penyakit tertentu,
memeriksa tekanan darah sebelumnya, sesudah donor maka berbaring sekitar 10
menit lebih dulu sebelum berdiri dan berjalan, serta dengan diberikannya
makanan dan minuman manis segera setelah donor. Kekhawatiran untuk terinfeksi
penyakit serius seperti HIV misalnya, adalah berlebihan. Selama peralatan
seperti jarum yang dipakai adalah steril dan masih baru, hal tersebut pastinya
dapat dicegah. Justru resiko terinfeksi lebih besar terjadi pada mereka yang
menerima transfusi darah ketimbang pendonor karena beberapa ketidaksempurnaan
dalam skrining darah.
C. Syarat
Syarat donor darah (yang
tertera di vitamin penambah darah), yaitu :
1.
Berbadan sehat.
2.
Berusia 17-65 tahun.
3.
Berat badan > 45 kg.
4.
Tidak sedang menderita penyakit.
5.
Wanita : tidak edang hamil dan menyusui.
6.
Jarak waktu donor darah min 3 bulan.
Ada syarat tambahan yang tidak tertulis dan kita
harus tahu seperti :
1. Kandungan
hemoglobin dalam darah > 12,5 (CMIIW).
2. Spesial
buat wanita, tidak sedang haid dan jarak setelah haid dengan waktu donor darah
sebaiknya 1 minggu.
D. Tahapan untuk melakukan donor darah
1.
Fasilitas
warga untuk nenyepakati pentingnya mengetahui golongan darah.
2.
Jika
warga belum mengetahui golongan darahnya maka perlu di lakukan pemetiksaan
golongan darah bagi seluruh warga yang memenuhi syarat untuk menjadi donor
darah.
3.
Hubungi
pihak puskesmas untuk menyelenggarakan pemeriksaan darah. Jika puskesmas tidak
mempunyai layanan pemeriksaan darah maka mintalah puskesmas untuk melakukan
rujukan. Jika di perlukan hubungi unit transfuse darah PMI terdekat.
4.
Buatlah
daftar golongan darah ibu hamil dan perkiraan waktu lahir, kumpulkan nama warga
yang mempunyai golongan darah yang sama dengan ibu hamil. Catat nama dan alamat
mereka ataupun cara menghubungi yang tercepat dari semua warga yang bergolongan
darah sama dengan ibu hamil.
5.
Usahakan
semua ibu hamil memiliki daftar calon donor darah yang sesuai dengn golongan
darahnya.
6.
Buatlah
kesepakatan dengan calon donor darah untuk selalu siap 24 jam sewaktu-waktu ibu
hamil memerlukan tranfusi.
7.
Buat
kesepakatan dengan unit tranfusi darah, agar para warga yang telah bersedia
menjadi pendonor darah di prioritaskan untuk di ambil darahnya, terutama
tansfusi bagi ibu bersalin yang membutuhkan.
8.
Kader
berperan memotifasi serta mencari sukarelawan apabila ada salah seorang
warganya yang membutuhkan darah.
E. Siapa yang boleh mendonorkan
darah
Prinsipnya
semua manusia sehat (terutama dewasa) boleh dan baik untuk mendonorkan
darahnya. Tentunya sebelum mendonor beberapa pemeriksaan kondisi fisik
diperlukan untuk memastikan pendonor tidak memiliki penyakit serius yang
mendasari maupun tidak sedang menderita sakit tertentu.
Orang lanjut usia masih boleh mendonorkan darahnya
dengan catatan mereka tidak memiliki penyakit serius (penyakit jantung, ginjal,
dehidrasi-anemia). Usia tua bukan merupakan halangan untuk mendonorkan darah.
Pendonor lansia pasca donor sebaiknya berbaring sekurang-kurangnya 15 menit
terlebih dahulu jangan langsung berdiri dan berjalan. Hal ini dikarenakan
respon sistem otonom dalam kontrol tekanan darah seringkali terganggu pada usia
lanjut sehingga mudah terjadi hipotensi orthostatic (tekanan darah anjlok
tiba-tiba karena perubahan postur tubuh dari berbaring ke tegak/semi tegak).
Sedangkan
untuk ibu hamil, belum ada penelitian khusus tentang hal ini dan memang minim
laporan penelitian tentang hal ini yang dipublikasikan. Ibu hamil masih boleh
mendonorkan darahnya dengan beberapa perhatian misalnya :
1.
Relatif
lebih aman jika sedang hamil di tengah-tengah bulan (bukan hamil muda maupun
tua).
2.
Kondisi
fisik ibu maupun si janin harus fit; tidak ada permasalahan dengan kehamilannya.
3.
Mengingat
anemia umum sering dijumpai pada ibu hamil, maka pemeriksaan kadar Hb dan
Hematokrit perlu dilakukan sebelumnya.
Pada
ibu yang hamil tua, posisi selama berbaring mendonorkan darahnya sebaiknya
diatur sedemikian rupa yaitu dalam posisi setengah duduk atau berbaring miring
kiri. Posisi terlentang dapat mengurangi aliran darah ke janin karena pembuluh
darah dalam perut tertekan oleh rahim yang besar dan jatuh ke belakang.
F. Hal yang perlu diperhatikan untuk yang mau donor
darah
1.
Pastikan
perut terisi sebelum donor (sarapan dulu).
2.
Malam
hari sebelum donor, tidur cukup
3.
Buat
yang tekanan darah agak rendah,olahraga ringan sebelum donor.
4.
Tekanan
darah normal 120/80. Tekanan darah 100-110 / 70-80 biasanya masih diperbolehkan
donor.
5.
Rileks
waktu jarum suntik sudah mau masuk.
DAFTAR PUSTAKA
http://kebidanank.blogspot.com/p/pengorganisasian-donor-darah-berjalan.html
di unduh pada tanggal 2-4-2012 jam 20.17 WITA
http://moeyzhaserenity.blogspot.com/2010/10/donor-darah-berjalan.html
di unduh pada tanggal 2-4-2012 pada jam 21.16 WITA
http://midwiferyarticle.blogspot.com/
di unduh pada tanggal 2-4-2012 pada jam 21.41 WITA
No comments:
Post a Comment